TANGERANG, Pojok Literasi - Kuliah Umum yang dilaksanakan oleh Universitas Yuppentek Indonesia di Aula Vidyaloka Jl. Perintis Kemerdekaan I No.1, RT.007/RW.003, Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten dengan mengusung tema 'Jebakan Geopolitik Dalam Ketahanan Ekonomi Nasional'. Sabtu, 15 November 2025.
Hadir sebagai Pembicara Dr. Rizal Dharma Putra M. Si, sebagai Keynote Dr. Bambang Kurniawan, dan sebagai Moderator Khikmawanto S. Ip. M. Sos, juga rektor dan dosen serta ratusan mahasiswa mahasiswi dari berbagai fakultas Universitas, turut hadir perwakilan KNPI Kota Tangerang juga perwakilan Karang Taruna. Kuliah umum ini terbuka untuk umum dan gratis dengan fasilitas E-sertifikat, materi dan tentunya pengetahuan baru.
Yang dimaksud dengan Geopolitik global adalah studi tentang bagaimana geografi (seperti lokasi, sumber daya alam, dan topografi) memengaruhi kebijakan politik dan strategi negara di panggung dunia, dan pada pembahasan kali ini terfokus pada ketahanan ekonomi nasional.
Menurut Bambang Kurniawan, bahwa Indonesia saat ini berada di lempengan tektonik atas kebijakan dari beberapa negara adidaya seperti Amerika, Rusia dan China hingga berdampak pada negara Republik Indonesia.
"Kita harus punya Sense of Crisis atas apa yang terjadi pada negara Kita, karena akan berdampak pada kehidupan Kita dimasa depan," paparnya.
Moderator Khikmawanto menerangkan bahwa "Politik global kedepannya mengharuskan Kita untuk memiliki strategi-strategi dalam mengahadapi abuse of power dari negara-negara yang bertarung dalam ekonomi global".
"Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tekanan ekonomi global imbas dari perselisihan antar negara Amerika, Rusia dan China," jelasnya.
Pada awal pembicaraan, Dr. Rizal Dharma Putra menerangkan tentang kebijakan Amerika yang merangkul negara-negara guna membendung pengaruh negara China.
"Amerika berupaya merangkul negara-negara diantaranya negara Indonesia sedangkan menurut China negara Indonesia adalah jalur Sutra yang menjadi jalur ekonomi menguntungkan bila dapat dipengaruhi," terangnya.
"Sedangkan Rusia berupaya melakukan invasi ke beberapa negara termasuk Indonesia sedangkan Indonesia menjadi jargon di Asia hingga menjadikan Indonesia sebagai perluasan pengaruh guna mencegah monopoli ekonomi China," tambahnya.
"Mengingat China yang sudah banyak menanamkan investasi di Indonesia hingga ekonomi Indonesia berada dititik saat ini, namun kebijakan ekonomi dari negara Amerika dan negara Rusia yang menuntut Indonesia harus melakukan defensif agar tidak mengganggu kedaulatan negara Republik Indonesia," tandasnya.
"Pertanyannya adalah apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan diri sedangkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini pun negara masih terseok-seok," tegasnya.
Dari perwakilan mahasiswa mempertanyakan indikator-indikator menuju jebakan geopolitik global,
Dr. Rizal Dharma Putra menjawab bahwa "Kita harus memiliki fitur pemimpin yang mengedepankan kepentingan nasional daripada para Titan".
"Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) meluncurkan surat utang bernama Patriot Bonds, sedangkan Patriot Bonds adalah obligasi yang dirancang untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam pembangunan nasional jangka panjang dan oleh karenanya Indonesia harus bersiap diri sedari sekarang," imbuhnya.
Pada akhir kuliah umum ini diakhiri dengan pemberian sertifikat, foto bersama dan ditutup dengan penampilan Band Masinis.
Kontributor : Harun
