Pulo Lasman Simanjuntak Berpuisi Di Bawah Mercusuar Tua

Lesman Simanjuntak Seorang Puitis dan Penulis Berpose Ala Dirgantara (doc. Istimewa)

Tangerang - Penyair Pulo Lasman Simanjuntak untuk pertama kalinya membacakan karya puisi sendiri berjudul KALAH ATAU MENANG di bawah mercusuar tua pada kawasan destinasi wisata Pulau Lengkuas, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Jumat 27 September 2024.

"Luar biasa, ini pengalaman batin saya pertama kali membaca puisi di alam terbuka dengan udara bersih, ombak laut tenang, sinar matahari yang lembut, di kawasan wisata bersejarah bangunan mercusuar tua yang dibangun pemerintahan kolonial Belanda tahun 1882," kata Lesman di kediamannya di kawasan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Minggu 6 Oktober 2024. 

Penyair Pulo Lasman Simanjuntak, karya puisinya telah diterbitkan dalam tujuh buku antologi puisi tunggal-pada kesempatan tersebut membaca puisi di atas bebatuan hitam (batu granit) membelakangi bangunan mercusuar tua dengan langit cerah warna kebiruan. 

Seperti diketahui mercusuar tua di Pulau Lengkuas, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1882. Hal yang menarik mercusuar tua ini masih berfungsi sebagai pemandu kapal yang akan keluar masuk dermaga Pulau Belitung. 

Mercusuar terdiri dari 12 lantai yang memiliki jendela disetiap lantainya sehingga memberikan kesempatan bagi pengunjung  yang menaiki mercusuar ini untuk beristirahat dan menikmati pemandangan laut semenanjung nan indah. 

Kunjungan wisata jurnalistik ke Pulau Lengkuas ini dalam rangka acara press tour wartawan dan Birkom Kementerian PUPR pada liputan infrastruktur kawasan permukiman kumuh, air bersih (air minum), kawasan destinasi wisata laut (KSPN) bedah rumah, serta pembangunan jalan kabupaten dan provinsi di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Berikut karya puisi Penyair Pulo Lasman Simanjuntak :

KALAH ATAU MENANG 


kita berangkat dari sebuah titik

makin lama menjelma jadi mata air

lalu mencium ikan-ikan beracun

di danau

tanpa sayap 

padahal jarak yogjakarta dan new york hanya segaris, kepastian-kepastian semu 


Kristus pernah engkau dengar bukan?

bermazmur

sesungguhnya cinta itu

permainan gila

para tukang potret amatiran 


hayo..hayo…

kita berkelahi tanpa badik

melawan matahari betina itu

agar sinarnya yang manja

tak lagi menghamili

hewan-hewan langka kegemaranmu 


percayalah,

sejarah akan tunduk

atau kita pura-pura jadi malaikat manis

yang berlari dari kandang sapi

rindu tidur di kereta angin 

mulailah 


-Pulau Lengkuas, Jumat 27 September 2024-

Lebih baru Lebih lama