Sambut Hari Anti Korupsi Sedunia, Penyair Turunkan Tiga Sajak Sorotan

Penyair, Pulo Lasman Simanjuntak, foto : istimewa 

Jakarta, Pojok Literasi - Dalam rangka puncak kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia pada 9 Desember 2024

Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak menurunkan tiga sajak yang menyoroti kasus korupsi di Indonesia, kian memprihatinkan !

Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen bersama dalam memberantas korupsi dan mendorong terciptanya gerakan anti korupsi di Indonesia.

"Bahkan Presiden RI Prabowo Subianto berpesan kepada seluruh jajaran aparatur negara termasuk para Menteri Kabinet Merah Putih untuk secara serius 'sikat' habis para koruptor di negeri ini," kata Penyair Pulo Lasman Simanjuntak di Jakarta, Senin (2/12/2024).

Begitu pula pihak kejaksaan maupun kepolisian untuk turut serta memberantas 'tikus-tikus' korupsi yang juga melibatkan banyak sektor pengusaha swasta ini.

Presiden juga telah minta kepada DPR RI untuk segera menggolkan Undang-Undang (UU) proses MEMISKINKAN  para koruptor dengan sita seluruh harta benda dan kekayaannya.

Hal ini dikarenakan-pada era pemerintahan sebelumnya- negara telah dirugikan ratusan triliun rupiah akibat kasus korupsi yang juga banyak melibatkan pejabat negara beserta keluarga besarnya.


Selamat membaca tiga sajak di bawah ini.


SajakSajak

Pulo Lasman Simanjuntak 


KORUPSI DI BUMI MAYA

korupsi merajarela di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata : Indonesia raya !

meratap di tembok penjara

membongkar kepelesiran

dengan busana kematian

dari benua nusantara terpecah belah

kulihat sang nyonya memakai tas merek hermes

seharga enam ratus juta rupiah

sedangkan tuanku berseliweran di jalan raya

dengan mobil terbang seharga seratus miliar rupiah

sementara aku hanya membawa tas lap top sungguh memalukan

sudah terjual menyebalkan

di toko kelontong pinggir jalan

untuk membeli sekarung beras dan makanan vegetarian

mobilku sendiri bermesin diesel tua

kadangkala cemas

berseliweran di jalan tol dalam kota

yang aspalnya berlobang

terkikis korupsi berlapis kue pukis

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

tadi malam kembali menyaksikan

sang nyonya berwajah permaisuri atalya

berpose di kabin pesawat jet mewah

persis ketika aku wawancara

ratu imelda marcos sedang memamerkan ribuan sepatu sinterklas

terbuat dari lapisan emas

tak berkarat dimakan ngengat

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

tuanku makin rakus menelan arloji berhala

sungguh korupsinya makin menggila

dimakan lahap empat puluh enam rekening

senilai lima ratus lima puluh miliar rupiah

yang tersumbat di saluran air kotor

berbau paling busuk

bahkan ditemukan lagi tiga puluh tujuh miliar rupiah

disembunyikan malu-malu dalam safe depisot box bank milik negara

tanpa mengenakan kacamata berlian merah

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

pesta pora sodom gomora

suap menyuap

sogok menyogok

menari-nari satu irama

jelang penutupan sejarah dunia

Jakarta, 2023/2024


KORUPSI DI MEJA BAAL

aku melihat kesedihan

ratusan wajah ketamakan

dipersembahkan di mezbah baal

dibakar mata uang triliunan rupiah

padahal kemiskinan dan kelaparan terus

berhamburan di pinggir jalan

persis orang-orang yang tak

setia membayar pajak tahunan

sambil menari-nari liar

masih di mezbah baal

disantap sembilan naga

penguasa dan pengusaha

rakus menghisap darah segar

aset kemewahan dan kepelesiran

dipamerkan

untuk anak-anak generasi mendatang

tak kunjung

berpantangan

suguhan makanan haram

aku juga melihat kecemasan

ribuan wajah putus asa

dililit kenaikan harga pangan

diikat utang piutang

bunga bank berkilauan

masa depan hanya ada

di pintu gua kematian

sampai kapan korupsi di meja baal akan berhenti ?

tanya puisiku yang membentur

kaki para kapitalis

tangan para oligarki


entahlah,

aku ingin terus menyelesaikan puisi biadab ini

sampai semua dapat diselesaikan

tanpa sogokan

di pengadilan akhir zaman

Jakarta, 2023/2024


KORUPTOR

ratusan tikus

berbulu hitam kejang

menyerbu rumah kelam

sepasang pengantin tua

jadi ketakutan

mencium racun

dari kerakusan

para hamba uang

benci kepada persungutan

setiap jelang malam

lantaran kebosanan

memunguti mata uang haram

dollar atau rupiah

terbungkus di brankas

tata niaga timah

tak berbekas

dalam lobang tikus hitam

tanah paling dalam

digali napsu terus menerus

mencari butiran batu permata zamrud

mau dikorup jadi mangsa setan paling mengerikan

tubuh koruptor

seharusnya memang

disemen beton

dimiskinkan tanpa kuburan

ataukah ditembak dari jarak dekat kepala

ditonton pada lapangan sampah membusuk

digelar karpet merah

paling memalukan

betapa rakusnya

tikus berbulu hitam

baunya dimuntahkan

dalam doa koruptor

selalu menyebut nama dewa

berhala pada kekayaan

rajin merayap-rayap

makan harta

rakyat jelata

di pinggiran jalan

orang miskin

menadahkan tangan

minta makan

dihirupnya triliunan

bintang-bintang bertaburan

penjara dijadikan istana

tanpa kepanasan

anak dan tujuh ratus isteri

masih doyan menghitung

bunga bank takkan kehabisan

oleh kejahatan rumah mewah

mobil terbang sampai gaun busana milik para budak mode

di bawah tanah rumah pinggiran kota

penuh batangan emas murni meneteskan air mata darah

terakhir kali,

harus dibedil

senjata tajam

hukuman mati

tak berkesudahan


Jakarta, Kamis, 11 April 2024

Lebih baru Lebih lama